"Bom buku adalah sebuah rekayasa, jadi itu hanya pengelabuan intelijen. Jadi intelijen kita ini loyo," ujar pengamat intelije AC Manulang, dalam diskusi di Gedug DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Karenanya, menurut Manulang, diperlukan kerja intelijen untuk menuntaskan teror ini. Karena hanya intelijen yang bebas berselancar mencari data pelaku teror bom buku.
Manulang juga meminta agar teror bom buku tidak dipolisasi. Karena politisasi bom buku justru mengaburkan pembahasannya.
"Soal masalah bom buku, itu masalah intelijen, bukan politik. Jadi harus dikumpulkan datanya secara totalitas, kalau soal pohon, berarti dari akar sampai daun secara total," tuturnya.
Ia juga berharap polisi memberikan dukungan seperlunya. Karena polisi akan sulit menuntaskan pekerjaan yang seharusnya diselidiki oleh intelijen ini.
"Makanya tadi saya bilang kerja intelijen nggak pantas ditangani polisi. Intelejen beda dengan reserse. Penggalangan data dan buktinya itu berbeda," tandasnya.
Polisi belum mengeluarkan satu nama pun yang diduga terkait serangan paket bom buku. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Sutarman, mengakui pihaknya kesulitan mengungkap identitas pelaku. "Barang bukti sangat minim," kata Sutarman. Ia tidak bisa mengatakan kapan kasus paket bom bisa terungkap.
Ia menilai pelaku telah mempersiapkan serangan dengan matang. Dari empat paket bom yang dikirim Selasa (15/3), polisi hanya menemukan bom dan sisa-sisa ledakan. Ia menjelaskan pelaku dengan cepat bisa terungkap jika polisi menemukan sidik jari pelaku.
Dari bukti bom yang ada, kata Sutarman, polisi akan menelusuri sumber bahan peledak. "Itu kan teknis penyidikan kita," ujarnya. Polisi sejak lama telah bekerja sama dengan distributor bahan kimia untuk mengendus pembelian yang dicurigai untuk membuat bom.
Pelaku teror di Indonesia berbeda dengan aksi yang terjadi di negara lain. Sutarman mengatakan di Indonesia tidak ada pihak yang akan mengaku melakukan penyerangan. Ia menolak berspekulasi siapa dalang dibalik serangan paket bom.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar