ANTARA News

Senin, 11 April 2011

argumen tentang film "?"

Setelah melihat kandungan film ?, saya rasa seolah-olah islam sebagai agama yang tertuduh, kerasan dengan kekerasan, tidak toleran. Benarkan demikian. Orang-orang pengasung paham pluraris umumnya sedang mencari kesalahan umat islam, Seperti pemerintah belum lama ini terhadap jammaah akhmadiah, pembangunan gereja HKBP di bekasi. Tanpa melihat latar belkang kasusnya . Mereka langsung bicara , kalau menyangkut umat islam  yang seolah-olah melakukan kekerasan mereka ramai-rami mencaci maki umat islam tanpa mencek and recek kejadiannya. Tapi bila umat lain yang melakukannya mereka bisu seribu bahasa. Kalau mereka tidak senag dengan islam lebih baik mereka keluar dari ajaran Islam. Contohnya pembatai warga  Palestina oleh rezim zionis, kerusuhan dimabon, pelarangan jilbab di Negara eropa. Mana sikap kritis anda. Anda dapat kritis terhadap para ulama dan sahabat nabi. Sampai sampai Alquran dikatakan rekayasa kaum Quraisy. Padahal kita  bisa juga berkata pembangunan studi islam dibarat adalah dalam rangka menghancurkan pemikiran umat islam. Mereka bias curiga kepada para ulmam mengapa mereka tidak curiga terhadap para orentalis.


Saking jengkelnya Ema ainun najib seorang budayawan terhadap orang yang menghujat Islam sampai membuat buka “Iblis Nusantara Dajjal Dunia” berikut ini ringkasan dari bukunya

a menandaskan, Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam - harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.
Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.
“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.
Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.

Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.
Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.

Untuk lebih lengkapnya hendaknya para  pengusung paham liberal atau plurarisme membaca inkuisi Kristen katolik. Dibawah ini. Merupakan saya dapatkan dari situs kristen
Sejarah mengatakan bahwa Paus  mengambil inisiatif untuk melenyapkan orang-orang yang mempunyai kepercayaan lain selain Katolik.


Sebelum para uskup memulainya, mereka yang tidak mau menurut … disita tempat tinggalnya dan dikurung dan disiksa di Gereja Roma Katolik.




Sistem penyiksaan ini merupakan siksaan yang paling tidak berperikemanusiaan dan sangat mengerikan. Regulasi ini diresmikan oleh paus yang mengaku mewakilkan Kristus di bumi.




Tahun 1252, Paus Innocent IV pada tahun 1525. Isi  perintah tersebut adalah supaya penyesat-penyesat ini dilenyapkan, karena mereka ular berbisa. Untuk melenyapkan mereka diijinkan supaya diadakan penyiksaan terhadap para penyesat.


Perintah “ad exstirpanda” diperbaharui dan diperkuat oleh beberapa paus,  yaitu Alexander IV (1254-1261), Clement V (1265-1268), Micholas IV (1288-1292), Bonifasius VIII (1294-1303), dll.


Mula-mula orang yang dianggap penyesat dikucilkan dari gereja. Kalau dalam setahun, dia tidak kembali ke gereja, maka dia boleh disiksa. 


Ini menimbulkan peperangan di beberapa kota. Dalam tahun 1209 kota Beizers diduduki oleh orang-orang yang oleh Paus dijanjikan apabila mereka mau terlibat dalam pengejaran orang-orang tersesat akan langsung bisa masuk ke sorga. Tanpa harus melalui api penyucian. 


Dilaporkan bahwa ada 60.000 orang dilenyapkan dengan pedang. Darah membanjiri jalan-jalan. Dalam pembunuhan masal di Merindol, 500 wanita dimasukkan ke dalam gudang yang kemudian dibakar. Kalau ada yang berani melompat dari jendela, maka ujung tombak sudah menghadang mereka. 


10.000 Hugenot (Protestan) dibunuh dalam pembunuhan masal berdarah di Paris pada hari St. Bartholomeus, tahun 1572. Raja Perancis mengadakan misa sebagai ucapan syukur begitu banyak penyesat dilenyapkan. Untuk menyatakan terima kasih atas kejadian ini, Paus Gregorius XIII pergi ke gereja St. Louis. Sebagai tanda peringatan akan peristiwa ini dibuatkan sebuah mata uang. 


Sejak kepausan lahir sekitar tahun 600, lebih dari 50 juta orang dibunuh, sekitar 40 ribu tiap tahunnya demi membangun system kepausan.


Instrumen penyiksaan ini sangatlah kejam,


Wylie mengatakan bahwa,” di kamar penyiksaan ini, mereka temukan begitu banyak macam alat penyiksaan, untuk menamakannya saja… memakan waktu banyak.  Ada alat-alat untuk menekan jari-jari sampai tulang keluar dan patah.  Ada alat yang dengan perlahan mengupas kuku-kuku jari tangan. Vegitu juga alat untuk menarik lidah , menyendokkan mata sehingga keluar, memotong telinga.




Ada alat yang semacam setrika raksasa, menyetrika kulit dan daging bagian punggung, sehingga tulangnya kelihatan. 




Prinsip dari penyiksaan ini, adalah kuasa Paus antara hidup dan mati. Siapa yang tidak menurut harus disiksa, dibunuh dan dibakar.




Si korban digantung dengan ikat pinggang besi di atas pinggangnya ( gb bawah),  diikat tangan dan pergelangan kakinya, diantaranya ada kayu sehingga si penyiksa dapat menarik kaki korban tersebut. Si korban digantung sedemikian rupa sehingga bagian anus/vagina ditusuk oleh alat yang berbentuk pyramid yang tajam.
1
21

















31
Si korban dimasukkan ke dalam alat ini (gb. kanan), dan dikompres oleh paku-paku tajam yang menembus berbagai anggota badan, tetapi tidak menembus organ vital untuk membuat si korban tersiksa tetapi tidak mati. Alat ini dapat dibuka dari depan atau belakang ,  wadah ini sangatlah tebal sehingga tidak ada suara apapun  yang dapat terdengar jika pintu siksaan ini tertutup.





Alat gergaji (gb. bawah)ini sangat popular di Eropa.  Alat ini dipakai untuk menyiksa pemberontak, penyihir, tentara militer yang tidak mau menurut. 

45































Alat penyiksaan yang di bawah ini dilakukan di seluruh dunia, dimana kerah besi  diikat di leher, dan leher si korban ditusuk besi dari belakang sehingga menembus bagian leher depan.
67



















Berikut ini sebagian dari foto dan gambar-gambar alat-alat penyiksaan pada jaman itu. 


Jadi inikah agama kepausan yang katanya sangat mencintai kasih dan perdamaian? 


Badan Gereja Katolik yang berhak penuh menahan, mengadili dan menghakimi orang-orang yang menentang doktrin dan gereja atau Paus –


Bertentangan dengan 1 Petrus 5:2,3. Kristus tidak pernah mengajarkan untuk menyebarkan InjilNya dengan kekerasan dan pemaksaan, apalagi dengan penahanan, penganiayayaan dan pembunuhan.

89











1011

sumber : http://www.kabarmuslim.com/2011/04/islam-agama-yang-kejam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar