ANTARA News

Selasa, 26 Juli 2011

Skenario Pencapresan Ani Yudhoyono Hidup Kembali

Jakarta - Di tengah derasnya arus perang pernyataan antara Nazaruddin dengan para petinggi Partai Demokrat (PD), pekan lalu menyeruak keluh kesah Ketua Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD), Letjen Purn Soerjadi. Katanya, seorang diplomat asing membujuknya untuk mencalonkan Sri Mulyani Indrawati sebagai presiden pada Pilpres 2014.

Perselisihan di antara para petinggi PD yang disebabkan tuduhan-tuduhan Nazaruddin, juga menyingkap fakta yang selama ini ditutupi: bahwa di lingkungan internal PD pernah secara sungguh-sungguh mempersiapkan pencalonan Kristiani Herawati, yang tidak lain adalah istri Presiden SBY, dalam Pilres 2014. TB Silalahi mengungkapkan hal ini kepada detik+.

Apakah kedua peristiwa tersebut saling berkaitan? Tidak jelas. Yang pasti, keluh kesah Soerjadi dan pengakuan TB Silalahi, menjadi pertanda bahwa pemanasan politik menuju Pilres 2014 akan diwarnai oleh nama Sri Mulyani Indrawati, yang biasa dipanggil Mbak Ani, dan Kristiani Herawati, yang biasa dipanggil Bu Ani. Pertarungan Ani vs Ani dimulai.

Betul bahwa dalam berbagai kesempatan Presiden SBY menegaskan, istrinya tidak akan running for RI 1 pada Pemilu 2014. Namun siapa yang bisa memastikan apa yang terjadi pada 2014 nanti. Selang waktu tiga tahun ke depan masih banyak perubahan. Lagi pula jika kader-kader PD menghendaki Ani Yudhoyono menjadi calon presiden, siapa yang bisa menolak?

Ruhut Sitompul, sempat dituduh sebagai pembocor sekaligus orang dalam yang sengaja membusukkan pecapresan Ani Yudhoyono. Namun saat dikonfirmasi detik+ di sela-sela acara Rakornas PD di Sentul, Bogor, ia samasekali tidak memahami tuduhan tersebut. Sebab, soal peluang Bu Ani menjadi presiden, bukanlah hal yang rahasia.

Jadi Ruhut merasa dirinya sah-sah saja untuk mengatakan ke publik. "Bu Ani itu memang layak untuk maju sebagai capres. Beliau punya kemampuan dan pengalaman dalam berorganisasi. Dan beliau juga punya prestasi, misalnya dalam program mobil pintar, penanaman sejuta pohon, dan kegiatan masyarakat lainnya," tutur Ruhut.

Ruhut memang orang PD pertama yang melontarkan gagasan pencalonan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden pada Pilres 2014 mendatang. Namun gagasan yang dilontarkan oleh Ruhut sebelum Kongres PD II di Bandung, Agustus 2010 lalu, dianggap tidak serius oleh banyak kalangan. Maklum, Ruhut adalah politisi PD yang suka ngablag.

Padahal apa yang disampaikan Ruhut tersebut adalah bagian dari manuver politik dalam pertarungan internal PD menjelang kongres. Ruhut melihat, diam-diam sebagian kalangan elit PD ingin menduetkan Ani Yudhoyono dengan Andi Mallarangeng dalam Pilres 2014. Karena itu kalangan ini ingin menggolkan Andi menjadi ketua umum partai. Sebagai bagian dari tim kampanye Anas Urbaningrum, Ruhut pun melangkah lebih maju, yakni mengusung duet Ani Yudhoyono-Anas Urbaningrum.

Manuver Ruhut itu tidak hanya menaikkan popularitas Anas Urbaningrum di kalangan elit PD, menurunkan pamor Andi Mallarangeng di kalangan pengurus daerah PD, tetapi juga menggugurkan kesungguhan untuk mencalonkan Ani Yudhoyono pada Pilres 2014. Namun Ruhut menolak disebut bermanuver saat menyebut Ani Yudhoyono sebagai calon presiden PD.

Kepada detik+, TB Silalahi, pendiri PD yang juga teman dekat SBY, membenarkan adanya rencana dan persiapan serius untuk pencapresan Ani Yudhoyono. Itu terjadi sebelum Kongres II PD Bandung, Agustus 2010.

Menurut TB Silalahi, saat itu para pendiri dan sejumlah kader PD sudah mewacanakan pencapresan Ani. Itu sebabnya mereka kemudian mendukung Andi Mallarangeng untuk menduduki jabatan ketua umum. Hitung-hitungannya, kalau Andi Mallarangeng jadi Ketum PD, tentu akan memuluskan rencana pencalonan Ani sebagai capres.

"Saat itu rencananya Ibu Ani jadi capres dan Andi jadi cawapres. Tapi karena dalam kongres Andi kalah, maka hitungannya jadi lain lagi. Memang sempat ada usulan Ibu Ani akan didampingi Djoko Suyanto. Tapi apakah Anas (Ketum PD) mau dukung?" kata Silalahi.

Pascaterungkapnya skandal pembangunan Wisma Atlet Palembang, kondisi internal PD berubah total. Reputasi Anas sebagai politisi muda yang bersih dan santun, jatuh. Dukungan pengurus daerah juga melemah. Jika tidak ditopang oleh SBY selaku Ketua Dewan Pembina PD, Anas sudah jatuh melalui KLB.

Posisi Anas yang demikian lemah, membuatnya nyaris tidak punya posisi tawar lagi dalam pencalonan presiden mendatang. Itu sebabnya, anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok yang sempat melontarkan nama Sri Mulyani Indrawati (setelah SBY menegaskan istri dan anaknya tidak akan maju menjadi calon presiden), tidak tertarik lagi membahasnya.

"Saya bilang PD mendukung Sri Mulyani sebagai capres waktu itu hanya iseng-iseng saja. Sebab PD sejauh ini belum mengelus siapa pun untuk maju sebagai capres," kata Mubarok saat ditemui detik+ di sela-sela acara Rakornas PD di Sentul, Bogor. Harap diingat, Mubarok yang kini sebagai menjabat Ketua Pemenangan Pemilu PD, adalah pendukung utama Anas.

Para peserta Rakornas PD di Sentul, Bogor, memang tidak tertarik membahas pencalonan presiden. Selain waktunya masih jauh, juga konsentrasi mereka adalah menghadapi serangan mantan bendahara umumnya, Nazaruddin. Namun mereka menyadari, reputasi Anas sudah jatuh, sehingga tidak ada gunanya lagi untuk mendukungnya.

Setuasi inilah yang membuka kembali menculnya skenario pencapresan Ani Yudhoyono, sebab kini dan nanti, Anas tidak mungkin unjuk gigi lagi, sehingga dia dan kelompoknya tidak kuasa untuk menjalankan skenario tersebut.

Apakah kondisi internal PD itu ada kaitannya dengan pernyataan Letjen Purn Soerjadi tentang keinginan diplomat asing untuk mencalonkan Ani yang lain? Masih banyak yang perlu disingkap.


Tulisan detik+ selanjutnya: 'Belajar Capres ke Argentina', 'Mengukur Peluang Dua Ani' dan 'Fitnah Memperkuat Sri Mulyani' bisa didapatkan di detiKios for Ipad yang tersedia di apple store.

(diks/iy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar