Jakarta - Setelah Muhammad Nazaruddin ditangkap, bukan berarti kekhawatiran menghilang. Sebelum ia benar-benar sampai di tanah air dan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), banyak pihak harap-harap cemas akan keselamatan tersangka suap Wisma Atlet itu.
Nazar yang ditangkap di Cartagena, Kolombia itu banyak diharapkan akan menjadi whistle blower untuk membongkar kasus korupsi elit politik di negeri ini. Masalahnya, banyak pihak yang terancam dikhawatirkan akan melakukan hal-hal yang membahayakan Nazar.
Sejumlah tokoh cemas pria yang mengungkap borok banyak elit Partai Demokrat (PD) itu akan dibunuh dalam perjalanan pulang. Kekhawatiran ini antara lain disuarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua.
"Bagaimana kalau dia di-Munir-kan? Di Indonesia ini apa yang tidak bisa," kata Abdullah.
Munir meninggal pada 7 September 2004 di pesawat Garuda Jakarta-Amsterdam yang transit di Singapura. Koordinator Kontras ini meninggal karena terkonsumsi racun arsenik dalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan studi masternya di bidang hukum.
Kekhawatiran Nazar akan dibunuh bukannya tanpa alasan. Sebelum ditangkap, ia pernah mengungkapkan pernah diancam akan dibunuh karena mengungkap kasus korupsi yang menyeret elit PD. "Saya diancam (dibunuh). Supaya saya tidak bukak data tentang (korupsi) Anugrah dan Menpora," jawab Nazar saat dikonfirmasi detik+ pada 6 Juli 2011 lalu.
Selain pernah mendapat ancaman, Nazar terancam dilenyapkan karena posisinya sangat sentral untuk pemberantasan korupsi. Maka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, ia harus dilindungi baik sebagai tersangka maupun saksi dalam kasus lain. Jika Nazar sampai meninggal dengan cara tidak wajar tentu akan menjadi skandal nasional.
Siapa yang berkepentingan melenyapkan Nazar? Selama dalam pelariannya, Nazar menyeret banyak elit PD mulai dari Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Nazar juga menuding pimpinan KPK, Chandra M Hamzah dan Ade Rahardja melakukan deal untuk penyelesaian kasus Wisma Atlet.
Nazar bahkan juga disebut-sebut berani mengancam Presiden SBY yang juga adalah Ketua Dewan Pembina PD dengan menyebut keterlibatan Edhie Baskoro. "Jadi Pak kalau nanti saya dijadikan tersangka semua akan kena, Anas kena, Ibas juga kena," kata Nazar saat bertemu SBY seperti diungkap sumber detik+.
Sumber detik+ menuturkan, SBY marah menghadapi gertakan Azar dan mempersilakan Nazar kalau mau membongkar semuanya.
PD merupakan partai yang kadernya paling banyak dikuliti boroknya oleh Nazar. Lalu apakah PD akan menghabisi Nazar?
Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua mengakui penangkapan mantan bendahara umumnya itu memang membuat gelisah para kader PD. Ia juga mengakui tidak menutup kemungkinan kubu di partai berlambang Mercy ini, terutama yang merasa terancam, akan melakukan manuver. "Kalau saya kira wajar kalau ada kader yang cemas dengan ditangkapnya Nazaruddin," ujar Max kepada detik+.
Kader yang cemas tentunya orang-orang yang namanya selama ini disebut Nazar. Namun kader PD lainnya yang namanya belum disebut juga khawatir akan ikut terseret-seret. Pasalnya bukan tidak mungkin, bila telah di Indonesia, ia juga menuding para petinggi PD lainnya. Kemungkinan itu misalnya disuarakan Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie yang selama ini disebut-sebut dekat dengan Nazaruddin.
PD terutama pengurus di bidang hukum saat ini tengah memikirkan langkah-langkah yang akan diperlukan untuk menghadapi 'nyanyian' Nazar selanjutnya. Namun PD menepis tudingan akan menghabisi Nazar. SBY pun telah meminta agar keselamatan Nazar dijaga secara serius.
"Beliau sampaikan agar keselamatan yang bersangkutan (Nazar) dijaga seketat-ketatnya," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.
KPK yang pimpinannya kena tuding Nazar juga memastikan tidak berhasrat melenyapkan pria keturunan Pakistan itu. Abdullah menuding, pihak yang menginginkan melenyapkan tersangka Wisma Suap itu pasti pihak di luar KPK. "Justru dari pihak luar dong," kata Abdullah.
Siapa pihak luar itu, hingga kini tidak jelas. Yang jelas, yang terpenting sekarang, Nazar diberikan perlindungan memadai agar selamat sampai ke tanah air. Dengan begitu dia bisa dimintai keterangan soal korupsi dan dugaan keterlibatan elit politik lainnya secara resmi di depan KPK. Sebab keterangan Nazar selama ini lewat media, belum berarti apa-apa secara hukum.
PD pun yang kadernya paling banyak dituding seharusnya memanfaatkan momen kepulangan mantan bendahara umumnya dengan segera melaksanakan agenda bersih-bersih yang sudah disepakati dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul awal Juli lalu. PD harus berani memecat kadernya yang disebut Nazar seperti Anas, Andi, Angie dan Mirwan bila memang terbukti terlibat kasus Nazar.
“Ini momen, dulu katanya mau jemput nggak jadi, nggak mau memecat Angelina Sondakh, Mirwan Amir, sudah banyak momen. Ini momentum keseribu,” kritik peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Hifdzil Alim.
Bila tidak memanfaatkan momentum itu, PD harus siap menanggung akibatnya. PD yang selama ini dikenal dengan politik pencitraannya, citranya akan turun drastis. Maka pada tahun 2014, PD akan ditinggalkan para pemilihnya.
Namun tampaknya PD punya hitung-hitungannya sendiri. Agenda bersih-bersih itu belum tentu terjadi walau Nazaruddin sudah pulang dan ditahan KPK. Sekretaris Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin menyatakan pihaknya masih akan mempelajari sejumlah kasus yang menyeret Nazar ini termasuk tudingannya kepada elit PD. Tapi ditegaskan bila akhirnya PD menemukan bukti kadernya memang tersangkut kasus Nazar, tidak segan sanksi akan diberikan.
Nazar yang ditangkap di Cartagena, Kolombia itu banyak diharapkan akan menjadi whistle blower untuk membongkar kasus korupsi elit politik di negeri ini. Masalahnya, banyak pihak yang terancam dikhawatirkan akan melakukan hal-hal yang membahayakan Nazar.
Sejumlah tokoh cemas pria yang mengungkap borok banyak elit Partai Demokrat (PD) itu akan dibunuh dalam perjalanan pulang. Kekhawatiran ini antara lain disuarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua.
"Bagaimana kalau dia di-Munir-kan? Di Indonesia ini apa yang tidak bisa," kata Abdullah.
Munir meninggal pada 7 September 2004 di pesawat Garuda Jakarta-Amsterdam yang transit di Singapura. Koordinator Kontras ini meninggal karena terkonsumsi racun arsenik dalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan studi masternya di bidang hukum.
Kekhawatiran Nazar akan dibunuh bukannya tanpa alasan. Sebelum ditangkap, ia pernah mengungkapkan pernah diancam akan dibunuh karena mengungkap kasus korupsi yang menyeret elit PD. "Saya diancam (dibunuh). Supaya saya tidak bukak data tentang (korupsi) Anugrah dan Menpora," jawab Nazar saat dikonfirmasi detik+ pada 6 Juli 2011 lalu.
Selain pernah mendapat ancaman, Nazar terancam dilenyapkan karena posisinya sangat sentral untuk pemberantasan korupsi. Maka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, ia harus dilindungi baik sebagai tersangka maupun saksi dalam kasus lain. Jika Nazar sampai meninggal dengan cara tidak wajar tentu akan menjadi skandal nasional.
Siapa yang berkepentingan melenyapkan Nazar? Selama dalam pelariannya, Nazar menyeret banyak elit PD mulai dari Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Nazar juga menuding pimpinan KPK, Chandra M Hamzah dan Ade Rahardja melakukan deal untuk penyelesaian kasus Wisma Atlet.
Nazar bahkan juga disebut-sebut berani mengancam Presiden SBY yang juga adalah Ketua Dewan Pembina PD dengan menyebut keterlibatan Edhie Baskoro. "Jadi Pak kalau nanti saya dijadikan tersangka semua akan kena, Anas kena, Ibas juga kena," kata Nazar saat bertemu SBY seperti diungkap sumber detik+.
Sumber detik+ menuturkan, SBY marah menghadapi gertakan Azar dan mempersilakan Nazar kalau mau membongkar semuanya.
PD merupakan partai yang kadernya paling banyak dikuliti boroknya oleh Nazar. Lalu apakah PD akan menghabisi Nazar?
Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua mengakui penangkapan mantan bendahara umumnya itu memang membuat gelisah para kader PD. Ia juga mengakui tidak menutup kemungkinan kubu di partai berlambang Mercy ini, terutama yang merasa terancam, akan melakukan manuver. "Kalau saya kira wajar kalau ada kader yang cemas dengan ditangkapnya Nazaruddin," ujar Max kepada detik+.
Kader yang cemas tentunya orang-orang yang namanya selama ini disebut Nazar. Namun kader PD lainnya yang namanya belum disebut juga khawatir akan ikut terseret-seret. Pasalnya bukan tidak mungkin, bila telah di Indonesia, ia juga menuding para petinggi PD lainnya. Kemungkinan itu misalnya disuarakan Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie yang selama ini disebut-sebut dekat dengan Nazaruddin.
PD terutama pengurus di bidang hukum saat ini tengah memikirkan langkah-langkah yang akan diperlukan untuk menghadapi 'nyanyian' Nazar selanjutnya. Namun PD menepis tudingan akan menghabisi Nazar. SBY pun telah meminta agar keselamatan Nazar dijaga secara serius.
"Beliau sampaikan agar keselamatan yang bersangkutan (Nazar) dijaga seketat-ketatnya," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.
KPK yang pimpinannya kena tuding Nazar juga memastikan tidak berhasrat melenyapkan pria keturunan Pakistan itu. Abdullah menuding, pihak yang menginginkan melenyapkan tersangka Wisma Suap itu pasti pihak di luar KPK. "Justru dari pihak luar dong," kata Abdullah.
Siapa pihak luar itu, hingga kini tidak jelas. Yang jelas, yang terpenting sekarang, Nazar diberikan perlindungan memadai agar selamat sampai ke tanah air. Dengan begitu dia bisa dimintai keterangan soal korupsi dan dugaan keterlibatan elit politik lainnya secara resmi di depan KPK. Sebab keterangan Nazar selama ini lewat media, belum berarti apa-apa secara hukum.
PD pun yang kadernya paling banyak dituding seharusnya memanfaatkan momen kepulangan mantan bendahara umumnya dengan segera melaksanakan agenda bersih-bersih yang sudah disepakati dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul awal Juli lalu. PD harus berani memecat kadernya yang disebut Nazar seperti Anas, Andi, Angie dan Mirwan bila memang terbukti terlibat kasus Nazar.
“Ini momen, dulu katanya mau jemput nggak jadi, nggak mau memecat Angelina Sondakh, Mirwan Amir, sudah banyak momen. Ini momentum keseribu,” kritik peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Hifdzil Alim.
Bila tidak memanfaatkan momentum itu, PD harus siap menanggung akibatnya. PD yang selama ini dikenal dengan politik pencitraannya, citranya akan turun drastis. Maka pada tahun 2014, PD akan ditinggalkan para pemilihnya.
Namun tampaknya PD punya hitung-hitungannya sendiri. Agenda bersih-bersih itu belum tentu terjadi walau Nazaruddin sudah pulang dan ditahan KPK. Sekretaris Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin menyatakan pihaknya masih akan mempelajari sejumlah kasus yang menyeret Nazar ini termasuk tudingannya kepada elit PD. Tapi ditegaskan bila akhirnya PD menemukan bukti kadernya memang tersangkut kasus Nazar, tidak segan sanksi akan diberikan.
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar