ANTARA News

Senin, 22 Agustus 2011

Surat Nazar & Teka-teki Istri-Anak SBY

Jakarta - "Saya minta sama Pak SBY jangan ganggu anak istri saya. Saya tidak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya."

Kalimat itu meluncur dari mulut M Nazaruddin usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), 18 Asgustus 2011.

Dikerubuti wartawan, Nazar yang mengenakan kemeja biru muda dengan kerah warna putih itu terus menerus menundukkan muka dalam-dalam selama bicara.

Pernyataan mantan bendahara umum Partai Demokrat itu tentu saja menjadi antiklimaks dari kepulangannya ke Indonesia setelah buron berbulan-bulan. Selama pelarian, Nazar mengumbar tudingan ke sana-sini kepada elit PD dan bahkan pimpinan KPK. Tapi setelah diperiksa oleh KPK, tersangka kasus korupsi proyek Wisma Atlet itu justru mendadak bungkam.

Lewat pengacaranya dari kantor hukum Otto Cornelius Kaligis, Nazar juga berkirim surat kepada Presiden SBY, yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina PD. Dalam suratnya, Nazar minta SBY untuk segera menghukumnya. Imbalannya ia tidak akan membawa-bawa PD, dengan syarat istrinya, Neneng Sri Wahyuni, tidak dilibatkan dalam kasus yang membelit dirinya. SBY yang membalas surat itu menegaskan tidak akan ikut campur kasus hukum Nazar.

Bungkamnya Nazar terang saja mengejutkan dan memunculkan sejumlah spekulasi. Ada dugaan, Nazar ingin mendapat dukungan publik dengan alasan istrinya atau keluarganya tengah dalam ancaman pihak tertentu. Spekulasi lainnya, ancaman terhadap keluarga Nazar memang benar adanya.


Perlu diketahui, saat ini Nazar tengah dibidik dalam sejumlah kasus korupsi di proyek-proyek pemerintahan. KPK menyebut, mantan anggota Komisi III DPR ini diduga terlibat dalam 31 kasus korupsi.

Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, kasus-kasus yang diduga melibatkan Nazar sudah diklasifikasi menjadi tiga berdasarkan tahapan penyelidikan. Total proyek yang diduga dikorupsi nilainya sekitar Rp 6,037 triliun.

Sandiwara apa yang kini tengah dimainkan Nazar?

Pengacara Nazar, OC Kaligis mengatakan ada kemungkinan kliennya telah dicuci otak selama dalam pesawat saat pemulangan ke Indonesia. Sementara Neneng dijadikan sandera untuk menekan Nazar. Namun dalam dokumen pemeriksaan KPK sesaat Nazar pulang ke Indonesia, tersangka korupsi Wisma Atlet itu tidak menunjukkan tanda-tanda telah dicuci otak. Ia tampak santai dan makan nasi Padang yang dihidangkan padanya dengan lahap. "Saya siap membuka semuanya," kata Nazar saat diperiksa KPK, Minggu 14 Agustus 2011.

Tapi tampaknya lidah Nazar benar-benar tidak bertulang. Empat hari berselang, Nazar balik mengatakan akan bungkam.

Saat dijenguk Komisi III DPR, di penjara Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, beberapa waktu lalu, Nazar juga berulang kali meminta bantuan beberapa koleganya di DPR untuk melindungi Neneng.

Nazar mengatakan Neneng tidak terlibat kasus korupsi yang dilakukannya bersama sejumlah perusahaanya, yang tergabung dalam PT Permai Grup. Padahal pada pertengahan Agustus, KPK menetapkan Neneng menjadi tersangka dalam kasus korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2008. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp 3,9 miliar.

Setelah mendengar curhat Nazar, Komisi III memutuskan akan minta klarifikasi OC Kaligis, Polri dan KPK. Klarifikasi akan menyoal peristiwa pemulangan Nazar sebab dalam pemulangan Nazar banyak kontroversi yang belum terungkap.

Salah satu kontroversi itu misalnya soal tidak dibawanya Neneng ke Indonesia. Sebelumnya Mabes Polri dan Dubes RI di Kolombia Michael Manufandu mengatakan saat penangkapan ada 3 orang yang mendampingi Nazar, yakni Nazir Rahmat, Garret Lim Eng Kian, serta Neneng.

Sempat pula dikabarkan, saat Nazar dibekuk, Neneng dan Garret berada di lokasi penangkapan. Namun, karena keduanya bukan target Interpol, keduanya urung ditangkap. Sumber detik+ di Mabes Polri menyebutkan, Nazar dan rombongan kecil ini saat itu berencana akan terbang ke Malaysia. Bukan untuk menonton bola seperti yang diberitakan sebelumnya.

Begitu Nazar dicokok dan digelandang ke kantor Interpol, ketiganya tetap melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Meski demikian tim dari Mabes Polri dan Interpol tetap mengawasi perjalanan mereka.

Soal leluasanya Neneng ke Malaysia usai penangkapan Nazar itulah yang menjadi pertanyaan anggota Komisi III DPR. "Kalau memang saat itu ada Neneng, kenapa tidak ditangkap sekalian? Itu kan hal mudah. Jadi wajar kalau kemudian Nazar merasa ada pihak yang coba menjadikan Neneng sebagai sandera," jelas anggota Komisi III DPR Ahmad Yani.

Benarkah Nazar bungkam demi cintanya pada Neneng dan anak-anaknya?

Sumber detik+ mengungkapkan janji Nazar untuk bungkam hanya merupakan trik saja. Janji yang disampaikan lewat surat pada SBY itu sebenarnya punya makna sebaliknya.

"Makna surat Nazar ke SBY tentang menjaga dan melindungi anak dan istrinya itu untuk SBY sendiri. Maksud Nazar supaya SBY mau melindunginya. Kalau tidak dilakukan, Nazar akan membongkar aliran uang ke istri dan anak SBY," jelas sumber tersebut.

Kubu PD juga sependapat bungkamnya Nazar memang hanya akal-akalan saja. Ketua DPP PD Kastorius Sinaga membantah rumor Nazar bungkam karena ditekan dengan foto syur. Memang sempat muncul isu Nazar memilih bungkam lantaran ada pihak yang sempat memperlihatkan foto syur Nazar dengan wanita lain.

Sumber detik+ mengatakan, setelah diperlihatkan foto syurnya dengan wanita lain saat dalam perjalanan dari Bogota menuju Kolombia, Nazar sangat ketakutan. Nazar pun mendadak seperti orang bingung. "Nazar sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Dia tidak mau keluarganya hancur karena itu," jelas sumber detik+ yang enggan namanya disebut.

Tampaknya isu foto syur itu merupakan isu yang liar. Pasalnya ada berbagai versi isu tersebut. Kasto misalnya justru mengaku mendengar isu yang berbeda. "Kalau informasi yang saya dapat justru ada foto syur Neneng dengan pria berkulit hitam," ujar Kasto.

Sementara KPK mengaku tidak mau termakan strategi Nazar. KPK akan mengoptimalkan kepiawaian penyidik untuk membongkar aktor utama di belakang kasus yang menjerat Nazar.

"Jika masih bungkam. Berarti penyidik harus piawai untuk mengeksplore bukti-bukti. Data-data informasi dari sumber-sumber yang bukan Nazaruddin," tegas Wakil Ketua KPK M Jasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar