ANTARA News

Sabtu, 24 Maret 2012

Heboh Rekening Rp 60 M, Kejutan Lelaki di Pintu Surga

Jakarta Rasa malu dan shock kini meliputi Dhana Widyatmika. Pegawai Dispenda DKI Jakarta itu selalu bungkam. Ia terus berusaha menutupi wajahnya. Air mata pun sesekali menetes di pipinya. Hal sama juga dialami Diana Anggraeni, istrinya. Ia selalu sedih dan shock dengan berita tuduhan pencucian uang yang dialamatkan kepada sang suami.



Kondisi keluarga Dhana rupanya dipahami betul para tetangganya di Perumahan TNI Angkatan Udara Curug Indah, Jalan Elang Indopura A7 No 15, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Mereka sengaja menjaga jarak untuk memberikan waktu bagi keluarga Dhana untuk menenangkan diri dari musibah yang kini dialami. "Sejak penggerebekan, tetangga menjaga jarak karena ingin memberikan waktu kepada keluarga,” kata Simon, tetangga Dhana saat majalah detik menyambangi perumahan itu.



Di mata orang-orang yang kenal dekat dengan Dhana, kasus yang saat melilit Dhana sangat mengejutkan. Sebab selama ini Dhana dikenal sebagai sosok yang sederhana. Selain itu pria kelahiran 3 Maret 1974 itu juga dikenal santun dan baik kepada semua orang.



Misbakhun, mantan pegawai pajak yang kini jadi politisi PKS mengatakan, dirinya cukup lama kenal dengan Dhana. Terutama saat masih aktif di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Di kalangan alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Dhana juga dikenal sebagai orang berada. Itu sebabnya, Misbakun dan sejumlah alumni STAN tidak yakin kalau ada transaksi mencurigakan di rekening Dhana yang menurut versi Kejagung nilainya miliaran rupiah. "Saya yakin aslinya tidak sejumlah itu. Angka Rp 60 M itu pergeseran mutasi debet kredit rekening di bank berbeda tapi ditotal penjumlahan oleh kejaksaan," terang Misbakhun.


Soal reputasi baik yang melekat dalam diri Dhana sebelumnya juga sempat tertulis di Majalah Tarbawi Edisi 164 Th.8. Dalam artikel di majalah itu diceritakan bagaimana ketaatan Dhana pada agama dan kesetiaannya menjaga ibunya yang mengalami sakit ginjal pada 1995-2004. 

Dikatakan dalam majalah dakwah itu, Dhana selalu setia menemani sang ibu, Sundari, yang dua kali seminggu harus cuci darah karena divonis gagal ginjal pada Februari 2005. Sang ibu jatuh sakit, setelah 2 tahun ayah Dhana, Kolonel TNI Dhana Putu Merthana, meninggal.


Saat sang ibu sakit, Dhana masih duduk di tingkat dua STAN. Di sela-sela kesibukannya menuntut ilmu, Dhana juga merawat ibunya dengan telaten dan sabar. 
Saking cintanya pada sang ibu, menurut Tarbawi, Dhana sampai rela menadahkan tangannya untuk menampung kotoran milik ibunya, yang waktu itu tidak mampu berjalan ke kamar kecil. Karena baktinya pada sang ibu itu, Dhana pun dijuluki sebagai "Lelaki di Pintu Surga". Julukan inilah yang kini ngetop di situs jejaring sosial.



Meski konsentrasinya terbelah dua, antara merawat ibu dan kuliah, Dhana akhirnya mampululus dari STAN pada 1996. Lulus kuliah, ia bekerja di Direktorat Pajak, Kementerian Keuangan. 

Sambil bekerja, dia melanjutkan kuliah pascasarjana Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Pada tahun 2011, Dhana menjabat sebagai Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dirjen Pajak. Kemudian, dia dipindahkan ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua.



Namun pada bulan Agustus 2011, Dhana memilih pindah bekerja ke Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta. Dia pindah ke Dispenda DKI Jakarta pada saat Ditjen Pajak menempatkan sekitar 100 orang pegawainya ke Pemprov DKI Jakarta untuk membantu pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).


Selain sukses menjadi PNS, Dhana juga sukses dalam mengelola bisnis keluarga yang dibebankan kepadanya. Namun ibarat tak ada gading yang tak retak, semua kesuksesan itu tidak membuat Dhana puas. Ia masih memendam satu keinginan membahagiakan sang ibu untuk menimang cucu. 

Dhana dan istrinya, Diana Anggraini memang harus sangat bersabar menunggu kehadiran sang bayi. Bayi mungil itu baru datang setelah perkawinan mereka memasuki usia 10 tahun. Sedihnya, sebelum sempat melihat sang cucu, Sundari wafat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar