DUBAI (Berita SuaraMedia) – Di Abu Dhabi, terdapat sebuah wilayah yang
begitu kosongnya dan hanya dipenuhi gurun dan angin lalu. Namun
diperkirakan 10 tahun dari sekarang, jika semua terlaksana seperti yang
direncanakan, kota sebesar enam kilometer per segi dipenuhi perumahan
dengan 50.000 penduduk, 1.500 pengusaha, dan 40.000 pekerja akan
memenuhi wilayah di Uni Emirat Arab tersebut – dan satu-satunya yang
akan menjadi kota bebas karbon.
Proyek tersebut dinamakan Kota Masdar, berada di
samping Bandara Abu Dhabi, dijalankan tanpa bensin atau minyak, sehingga
akan mengurangi emisi yang ditimbulkan rumah kaca. Proyek tersebut
merupakan proyek utama Uni Emirat Arab saat ini untuk mengurangi
penggunaan minyak, dan diharapkan kedepannya semua kota akan menggunakan
sistem tersebut.
Dalam sebuah contoh desain animasi terlihat jalanan
yang diapit gedung-gedung megah dan perumahan. Meski terkesan modern,
bangunan-bangunan tersebut tidak meninggalkan citra Timur Tengah yang
mempesona.
Sebuah universitas ilmu pengetahuan dan teknologi,
Masdar Institute of Science and Technology, juga direncanakan akan
dibangun di wilayah tersebut.
Kota tersebut juga memiliki beberapa tujuan,
diantaranya menjadi kota pertama yang bebas emisi dan karbon. Hal
tersebut akan mengurangi kebutuhan masyarakat akan pendingin ruangan
(AC).
Untuk menjalankan kota tersebut, panel-panel
pembangkit listrik tenaga surya dan kincir sebagai pembangkit listrik
tenaga angin akan memenuhi kebutuhan seluruh kota Masdar.
Tujuan lainnya adalah larangan kendaraan dalam kota
tersebut, serta menggalakkan gerakan jalan kaki. Namun kendaraan
elektrik bernama Personal Rapid Transit (PRT) juga tengah dikembangkan
guna memenuhi kebutuhan manusia akan transportasi.
"PRT dapat menggantikan mobil anda," kata Scott
McGuigan dari firma CH2M Hill yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan kota Masdar.
"PRT merupakan kendaraan untuk enam penumpang yang tentu saja menggunakan tenaga baterai," terangnya.
Kendaraan canggih tersebut menggunakan sistem
seperti kereta, menggunakan rel yang menjangkau seluruh kota dengan
sekitar 1.500 stasiun.
Untuk sistem perairan, kota tersebut direncanakan akan mendaur ulang sekitar 80 persen pemakaian air.
"Meski memerlukan waktu untuk memikirkannya, namun rencana ini akan berhasil," kata Peter Sharratt dari firma asal Inggris, WSP.
Ide tersebut disebut pemulihan irigasi, dimana air
yang telah digunakan akan diolah kembali dengan menggunakan bantuan
tanaman sebagai media daur ulang.
Tujuan yang tidak kalah briliannya adalah dengan mengubah pembuangan kota menjadi energi.
Meski tidak dapat dirubah sepenuhnya menjadi
energi, pembuangan kota dapat menjadi salah satu sumber tenaga listrik.
Kota tersebut juga akan mengurangi penggunaan plastik dan lebih
mengutamakan materi berbahan alami.
Diperkirakan menghabiskan dana hingga $ 22 milliar,
Kota tersebut merupakan inisiatif yang diajukan oleh Perusahaan Listrik
Masa Depan Abu Dhabi (ADFEC). Click Video (al/npr) Dikutip oleh SuaraMedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar