Keberhasilansuatu perusahaan sebagian tergantung pada lingkungannya. Walaupun manajer suatu perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan, tetapi mereka cenderung membuat keputusan bisnis yang menguntungkan lingkungan. Untuk melaksanakan ini perlu dimengerti bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perusahaan. Perusahaan mudah terpengaruh oleh 3 (tiga) bagian yang berbeda dari lingkungan bisnis, yaitu :
1. Lingkungan Ekonomi
2. Lingkingan Industri
3. Lingkungan Global
A. Lingkungan Bisnis
1. Pengertian lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Bisnis mempunyai sifat hubungan yang terbuka terhadap lingkungan atau saling mempengaruhi, antara lingkungan dan bisnis. Hubungan tersebut terjadi dikarenakan sangat kompleks yang berarti sulit untuk ditelusuri hubunganya itu. Dinamis yang berarti selalu berubah-ubah. Saling bergantung artinya saling mempengaruhi satu sama lainya untuk saling membutuhkan. Dalam satu kesatuan artinya merupakan hubungan yang tidak dapat dihindarkan.[1]
2. Macam lingkungan bisnis
lingkungan bisnis dikelompokan menjadi dua,yaitu
a. lingkungan yang berpengaruh langsung terdiri dari: konsumen, suplier (penyedia bahan baku), pesaing (competitors), labor union (organisasi pekerja), media, institusi keuangan, group pemerhati khusus (special interst group), pemerintah (goverment). Dari delapan lingkungan tersebut disebut juga sebagai lingkungan mikro atau eksternal stakeholder.
b. Lingkungan yang berpengaruh tidak langsung (J. Stoner,1995) terdiri dari:
1. Lingkungan ekonomi: kondisi ekonomi yang terjadi dan yang akan terjadi, seperti: inflasi, krisis ekonomi.
2. Lingkungan politik: kondisi dalam sikap para pemimipin dan para wakil rakyat pembuat peraturan perundangan.
3. Lingkungan sosial dan budaya: kondisi dari sikap, keinginan, pengharapan, pendidikan, adat istiadat, agama, dan hal-hal lain dari masyarakat.
4. Lingkungan teknologi: kondisi dari perkembangan pengetahuan yang dimiliki manusia mengenai cara-cara melakukan sesuatu.
5. Lingkungan alam: kondisi tersedianya bahan-bahan dari alam untuk input produksi.
6. Lingkungan hukum: kondisi adanya peraturan perundangan yang berisi larangan-larangan, syarat-syarat hukum untuk suatu tindakan.
7. Lingkungan etika: kumpulan mengenai norma-norma praktis tentang kelakuan pribadi yang diterima oleh masyarakat umum.
8. Lingkungan internasional: segala kondisi yang ada di luar wilayah negara.
Dari lingkungan tersebut, muncul istilah, stockholder: pemegang saham atau pemilik. Stakeholder: individu atau group baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam organisasi untuk mencari laba. Internal stakeholder: individu atau groep yang langsung berinteraksi dengan kegiatan bisnis, yang terdiri dari pekerja, pemilik dan manajemen serta pimpinan. Eksternal stakeholders: individu atau group dalam organisasi dari lingkungan eksternal yang berpengaruh dalam aktivitas bisnis yang terdiri dari konsumen, supplier, group pemerhati, media, organisasi pekerja dan sebagainya.[2]
B. Lingkungan Ekonomi
Kondisi ekonomi memberikan pengaruh kinerja bisnis meliputi tingkat produksi dan konsumsi negara atau industri. Kondisi ekonomi mikro lebih difokuskan pada bisnis atau industri yang menjadi perhatian. Faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis.
1. Pertumbuhan ekonomi
Adalah suatu faktor kritis ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis atau perubahan dalam tingkat umum dari aktifitas ekonomi.Indikator pertumbuhan ekonomi terdapat dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran atau disebut juga agregat pengeluaran.[3] Tingkat total produksi tergantung pada total permintaan barang dan jasa.Indikator alternatif pertumbuan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Empat tipe pengangguran sebagai berikut.
a. Pengangguran karena friksi (pengangguran natural), mewakili orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan yang lainya. Misalnya, seseorang yang mempunyai keterampilan yang sangat dibutuhkan pasar mungkin berhenti kerja karena ingin menemukan yang baru karena ia percaya akan mendapatkan pekerjaan baru tidak lama lagi.
b. Pengangguran musiman, mewakili orang yang jasanya tidak diperlukan dalam beberapa musim. Misalnya, instruktur ski mungkin menganggur di musim panas.
c. Pengangguran siklis, mewakili orang yang menganggur karena kondisi ekonomi buruk. Apabila tingkat aktivitas ekonomi turun, permintaan untuk barang dan jasa juga turun, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan akan memberhentikan buruh pabrik apabila permintaan produk menurun.
d. Pengangguran struktural, mewakili orang ang menganggur karena memang tidak mempunyai keterampilan cukup. Misalnya, orang yang terbatas pendidikanya mungkin saja menjadi bagian dari pengangguran struktural.Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan memperkerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun.[4] Begitu juga sebaliknya.
2. Inflasi
Adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku.[5] Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya operasi perusahaan. Penerimaan perusahaan mungkin juga tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tinggi sebagai kompensasi biaya mereka yang lebih tinggi pula.[6]
Tipe-tipe inflasi ada 2 macam:
a. Cost-push inflation (inflasi biaya dorong). Situasi apabila produk diberi harga tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga lebih besar.
b. Demand-pull inflation (inflasi biaya tarik). Suatu situasi dimana apabila harga barang dan jasa tertarik karena permintaan konsumen yang kuat.
3. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga pasar.[7]
C. Faktor yang mempengaruhi harga pasar
1. Pendapatan konsumen
Pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh individu. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kualitas yang lebih dari barang atau jasa tertentu. Sehingga mengakibatkan harga barang menjadi tinggi, Begitu juga sebaliknya.
2. Preferensi konsumen
Harga pasar juga dipengaruhi oleh preferensi (selera) konsumen. Apabila preferensi konsumen terhadap suatu produk berubah, maka kualitas permintaan produk tersebut juga akan berubah.
3. Biaya produksi
Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendah, mereka bersedia menawarkan (memproduksi) lebih untuk harga tertentu. Ketika biaya perusahaan naik, maka akibat sebaliknya akan terjadi.
www.uniba.ac.id
1. Lingkungan Ekonomi
2. Lingkingan Industri
3. Lingkungan Global
A. Lingkungan Bisnis
1. Pengertian lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Bisnis mempunyai sifat hubungan yang terbuka terhadap lingkungan atau saling mempengaruhi, antara lingkungan dan bisnis. Hubungan tersebut terjadi dikarenakan sangat kompleks yang berarti sulit untuk ditelusuri hubunganya itu. Dinamis yang berarti selalu berubah-ubah. Saling bergantung artinya saling mempengaruhi satu sama lainya untuk saling membutuhkan. Dalam satu kesatuan artinya merupakan hubungan yang tidak dapat dihindarkan.[1]
2. Macam lingkungan bisnis
lingkungan bisnis dikelompokan menjadi dua,yaitu
a. lingkungan yang berpengaruh langsung terdiri dari: konsumen, suplier (penyedia bahan baku), pesaing (competitors), labor union (organisasi pekerja), media, institusi keuangan, group pemerhati khusus (special interst group), pemerintah (goverment). Dari delapan lingkungan tersebut disebut juga sebagai lingkungan mikro atau eksternal stakeholder.
b. Lingkungan yang berpengaruh tidak langsung (J. Stoner,1995) terdiri dari:
1. Lingkungan ekonomi: kondisi ekonomi yang terjadi dan yang akan terjadi, seperti: inflasi, krisis ekonomi.
2. Lingkungan politik: kondisi dalam sikap para pemimipin dan para wakil rakyat pembuat peraturan perundangan.
3. Lingkungan sosial dan budaya: kondisi dari sikap, keinginan, pengharapan, pendidikan, adat istiadat, agama, dan hal-hal lain dari masyarakat.
4. Lingkungan teknologi: kondisi dari perkembangan pengetahuan yang dimiliki manusia mengenai cara-cara melakukan sesuatu.
5. Lingkungan alam: kondisi tersedianya bahan-bahan dari alam untuk input produksi.
6. Lingkungan hukum: kondisi adanya peraturan perundangan yang berisi larangan-larangan, syarat-syarat hukum untuk suatu tindakan.
7. Lingkungan etika: kumpulan mengenai norma-norma praktis tentang kelakuan pribadi yang diterima oleh masyarakat umum.
8. Lingkungan internasional: segala kondisi yang ada di luar wilayah negara.
Dari lingkungan tersebut, muncul istilah, stockholder: pemegang saham atau pemilik. Stakeholder: individu atau group baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam organisasi untuk mencari laba. Internal stakeholder: individu atau groep yang langsung berinteraksi dengan kegiatan bisnis, yang terdiri dari pekerja, pemilik dan manajemen serta pimpinan. Eksternal stakeholders: individu atau group dalam organisasi dari lingkungan eksternal yang berpengaruh dalam aktivitas bisnis yang terdiri dari konsumen, supplier, group pemerhati, media, organisasi pekerja dan sebagainya.[2]
B. Lingkungan Ekonomi
Kondisi ekonomi memberikan pengaruh kinerja bisnis meliputi tingkat produksi dan konsumsi negara atau industri. Kondisi ekonomi mikro lebih difokuskan pada bisnis atau industri yang menjadi perhatian. Faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis.
1. Pertumbuhan ekonomi
Adalah suatu faktor kritis ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis atau perubahan dalam tingkat umum dari aktifitas ekonomi.Indikator pertumbuhan ekonomi terdapat dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran atau disebut juga agregat pengeluaran.[3] Tingkat total produksi tergantung pada total permintaan barang dan jasa.Indikator alternatif pertumbuan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Empat tipe pengangguran sebagai berikut.
a. Pengangguran karena friksi (pengangguran natural), mewakili orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan yang lainya. Misalnya, seseorang yang mempunyai keterampilan yang sangat dibutuhkan pasar mungkin berhenti kerja karena ingin menemukan yang baru karena ia percaya akan mendapatkan pekerjaan baru tidak lama lagi.
b. Pengangguran musiman, mewakili orang yang jasanya tidak diperlukan dalam beberapa musim. Misalnya, instruktur ski mungkin menganggur di musim panas.
c. Pengangguran siklis, mewakili orang yang menganggur karena kondisi ekonomi buruk. Apabila tingkat aktivitas ekonomi turun, permintaan untuk barang dan jasa juga turun, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan akan memberhentikan buruh pabrik apabila permintaan produk menurun.
d. Pengangguran struktural, mewakili orang ang menganggur karena memang tidak mempunyai keterampilan cukup. Misalnya, orang yang terbatas pendidikanya mungkin saja menjadi bagian dari pengangguran struktural.Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan memperkerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun.[4] Begitu juga sebaliknya.
2. Inflasi
Adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku.[5] Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya operasi perusahaan. Penerimaan perusahaan mungkin juga tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tinggi sebagai kompensasi biaya mereka yang lebih tinggi pula.[6]
Tipe-tipe inflasi ada 2 macam:
a. Cost-push inflation (inflasi biaya dorong). Situasi apabila produk diberi harga tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga lebih besar.
b. Demand-pull inflation (inflasi biaya tarik). Suatu situasi dimana apabila harga barang dan jasa tertarik karena permintaan konsumen yang kuat.
3. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga pasar.[7]
C. Faktor yang mempengaruhi harga pasar
1. Pendapatan konsumen
Pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh individu. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kualitas yang lebih dari barang atau jasa tertentu. Sehingga mengakibatkan harga barang menjadi tinggi, Begitu juga sebaliknya.
2. Preferensi konsumen
Harga pasar juga dipengaruhi oleh preferensi (selera) konsumen. Apabila preferensi konsumen terhadap suatu produk berubah, maka kualitas permintaan produk tersebut juga akan berubah.
3. Biaya produksi
Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendah, mereka bersedia menawarkan (memproduksi) lebih untuk harga tertentu. Ketika biaya perusahaan naik, maka akibat sebaliknya akan terjadi.
www.uniba.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar