TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyebutkan ada lima besar perusahaan pelat merah yang mempunyai aset tidak produktif pada Selasa, 19 Juni 2012. Kelima perusahaan itu adalah PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, PTPN, PT Kereta Api Indonesia, dan Perum Bulog. Kelima perusahaan itu saat ini sedang melakukan upaya untuk membenahi asetnya. (Baca: Dahlan: Aset BUMN Nganggur Capai Rp 2500 Triliun)
“Kami akan bekerja sama dengan BUMN lain dalam penggunaan aset yang tidak produktif,” kata juru bicara Pertamina, Mochammad Harun, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 19 Juni 2012.
Harun mengatakan ada beberapa tanah dan bangunan yang tidak produktif. Namun ia tidak tahu persis, apa saja aset tersebut. Perseroannya menawarkan perusahaan pelat merah lain untuk bersinergi. Misalnya, penggunaan jalur kereta api bersama pipa penyaluran bahan bakar.
Perum Badan Urusan Logistik mengatakan beberapa aset mereka tidak produktif karena menganggur dan tak terpakai. Pertama, lahan kosong yang tidak dimanfaatkan tersebar di Indonesia. Kedua, banyak gudang beras miskin (raskin) yang posisinya di tengah kota dan tidak digunakan.
“Ada beberapa yang disewakan, tapi banyak yang masih tidak produktif,” kata salah satu pejabat Bulog yang enggan disebutkan namanya. Namun pihaknya saat ini sedang berusaha untuk menyewakan ke beberapa instansi.
Kepala Humas KAI Sugeng Priyono ketika dihubungi Tempo mengatakan banyak kontrak kerja sama usaha (KSU) dan kerja sama operasi (KSO) yang belum dikerjakan. Karena tidak dikerjakan, meskipun sudah tanda tangan kontrak, Sugeng mengatakan ini menyebabkan banyak aset yang tidak produktif. Namun ia enggan menyebutkan KSO dan KSU yang tidak berjalan. “Kami tidak bisa menyebutkan karena ini menyangkut pihak kedua,” ujar Sugeng.
PT Kereta Api Indonesia saat ini, kata Sugeng, sedang mengevaluasi kerja sama itu. Jika tidak memungkinkan diteruskan, maka akan dibatalkan. Ia menuturkan, pihaknya sudah mendata aset-aset yang tidak produktif.
Direktur Keuangan PTPN II Naif Ali Dahbul mengatakan memang ada beberapa aset yang tidak produktif. Namun ia enggan menyebutkan bentuk aset karena saat ini dalam tahap beauty contest untuk menggunakan beberapa aset perusahaan yang tidak produktif. “Saya bersedia berbicara pada bulan 10 setelah beauty contest selesai,” kata Naif.
Di lain pihak, PLN hingga berita ini ditulis belum merespon ketika dimintai konfirmasi.
“Kami akan bekerja sama dengan BUMN lain dalam penggunaan aset yang tidak produktif,” kata juru bicara Pertamina, Mochammad Harun, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 19 Juni 2012.
Harun mengatakan ada beberapa tanah dan bangunan yang tidak produktif. Namun ia tidak tahu persis, apa saja aset tersebut. Perseroannya menawarkan perusahaan pelat merah lain untuk bersinergi. Misalnya, penggunaan jalur kereta api bersama pipa penyaluran bahan bakar.
Perum Badan Urusan Logistik mengatakan beberapa aset mereka tidak produktif karena menganggur dan tak terpakai. Pertama, lahan kosong yang tidak dimanfaatkan tersebar di Indonesia. Kedua, banyak gudang beras miskin (raskin) yang posisinya di tengah kota dan tidak digunakan.
“Ada beberapa yang disewakan, tapi banyak yang masih tidak produktif,” kata salah satu pejabat Bulog yang enggan disebutkan namanya. Namun pihaknya saat ini sedang berusaha untuk menyewakan ke beberapa instansi.
Kepala Humas KAI Sugeng Priyono ketika dihubungi Tempo mengatakan banyak kontrak kerja sama usaha (KSU) dan kerja sama operasi (KSO) yang belum dikerjakan. Karena tidak dikerjakan, meskipun sudah tanda tangan kontrak, Sugeng mengatakan ini menyebabkan banyak aset yang tidak produktif. Namun ia enggan menyebutkan KSO dan KSU yang tidak berjalan. “Kami tidak bisa menyebutkan karena ini menyangkut pihak kedua,” ujar Sugeng.
PT Kereta Api Indonesia saat ini, kata Sugeng, sedang mengevaluasi kerja sama itu. Jika tidak memungkinkan diteruskan, maka akan dibatalkan. Ia menuturkan, pihaknya sudah mendata aset-aset yang tidak produktif.
Direktur Keuangan PTPN II Naif Ali Dahbul mengatakan memang ada beberapa aset yang tidak produktif. Namun ia enggan menyebutkan bentuk aset karena saat ini dalam tahap beauty contest untuk menggunakan beberapa aset perusahaan yang tidak produktif. “Saya bersedia berbicara pada bulan 10 setelah beauty contest selesai,” kata Naif.
Di lain pihak, PLN hingga berita ini ditulis belum merespon ketika dimintai konfirmasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar